Tiazida mengacu pada keluarga diuretik berbasis sulfat, serta kelasnya sendiri berdasarkan struktur molekul senyawa benzothiadiazine.
Kelas thiazide pertama kali ditemukan dan diperkenalkan oleh Merck and Company pada akhir 1950-an. Sejak saat itu, pasar diuretik tiazid telah meledak menjadi industri bernilai miliaran dolar, menyediakan perawatan yang aman dan efektif untuk berbagai kondisi medis dan penyakit.
Tiazid dirancang untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan volume urin, menghasilkan asupan cairan yang lebih tinggi, yang membantu mencegah tubuh kekurangan elektrolit dan air yang dibutuhkan untuk fungsi normal. Mereka paling sering digunakan sebagai obat diuretik untuk mengobati dehidrasi akut atau kronis, seperti kondisi umum yang dikenal sebagai hiponatremia. Tiazid juga dapat digunakan bersama dengan terapi lain untuk mengatasi kondisi seperti penyakit hati, hiperurisemia (kadar asam urat tinggi dalam darah), dan retensi cairan berlebihan yang disebabkan oleh tumor.
Tiazid memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bentuk diuretik lainnya. Untuk satu, mereka memiliki waktu paruh yang panjang, yang berarti efeknya bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Tiazid juga dapat membantu mencegah batu ginjal dan infeksi ginjal, yang berpotensi mematikan. Satu-satunya efek samping yang dilaporkan dengan penggunaan tiazid, menurut studi klinis, adalah dapat menyebabkan diare.
Tiazid juga bekerja sebagai diuretik dengan meningkatkan ekskresi urin. Ginjal bertanggung jawab untuk menghilangkan garam dari tubuh, seperti natrium, dan mengeluarkan garam ini dalam urin. Tiazid meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan melalui ginjal. Tiazid juga dipercaya membantu menurunkan tekanan darah, serta menurunkan jumlah cairan dalam tubuh. Efek ini, bersama dengan waktu paruhnya yang panjang, membuat tiazid menjadi pilihan yang sangat baik untuk pengobatan diuretik.
Tiazid, meskipun aman, tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Tiazid dapat menyebabkan efek samping yang serius jika dicampur dengan obat-obatan tertentu, termasuk obat tekanan darah tinggi, antikoagulan, kortikosteroid, aspirin, dan beta blocker, yang semuanya dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Obat-obatan ini biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi.
Selain itu, kombinasi tiazid dengan aspirin dapat menyebabkan kondisi berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa yang disebut Sindrom Bleiburg.
Seperti disebutkan sebelumnya, tiazid juga membantu mencegah atau mengurangi kehilangan cairan dan, dalam banyak kasus, juga mengurangi tekanan darah. Jika Anda khawatir memiliki terlalu banyak cairan dalam tubuh Anda, Anda harus mencoba program diet tiazid, yang dirancang untuk membantu menyeimbangkan asupan cairan dan jumlah cairan yang dikeluarkan.
Meskipun sering tidak digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, tiazid juga dapat menurunkan tekanan darah. Manfaat ini biasanya dilihat sebagai efek samping, tetapi merupakan salah satu manfaat utama tiazid. Kandungan natrium tiazid yang rendah dan berkurangnya kadar cairan dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Tiazid mungkin tidak cocok untuk semua orang karena tidak memberikan efek yang sama pada tekanan darah tinggi dan hipertensi seperti obat diuretik lainnya. Namun, ada beberapa pasien yang sangat sensitif terhadap efek diuretik. Karena kepekaan ini, penting bagi Anda untuk mendiskusikan masalah Anda dengan dokter Anda sebelum memulai segala jenis rencana perawatan. Meskipun dianggap aman, tiazid tidak boleh digunakan oleh siapa pun dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit ginjal, gagal ginjal, atau diabetes.
Ada juga beberapa diuretik alami yang tersedia untuk penderita diabetes, tetapi ini telah terbukti menjadi alternatif yang aman bagi orang yang tidak mampu atau mentolerir efek diuretik biasa. Diuretik alami dibuat dari tumbuhan, dan tidak mengandung bahan kimia. Mereka juga tidak memiliki efek samping yang tidak diinginkan, dan mereka masih dapat membantu mengurangi retensi air dan kehilangan cairan tanpa menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada ginjal.
Diuretik herbal telah ada selama berabad-abad. Mereka menjadi semakin populer di kalangan penderita diabetes sebagai bentuk alternatif pengobatan diuretik karena tidak menghasilkan efek samping yang berbahaya. Beberapa ramuan dalam diuretik herbal adalah chamomile, adas, black cohosh, lemon balm, dan echinacea.
Jenis diuretik herbal ini efektif dan dapat membantu mengurangi retensi air serta mengurangi gejala tekanan darah tinggi. Beberapa tumbuhan yang ditemukan dalam diuretik herbal termasuk biji fenugreek, licorice, ginseng, jahe, dan cabai rawit. Diuretik herbal juga dapat mengurangi retensi cairan dengan meningkatkan kesehatan saluran kemih.